Jangan takut bermimpi...

Jangan takut bermimpi...
^_^

Rabu, 24 November 2010

..::Introspeksi diri::....

Dan begitulah bila sesuatu di lakukan atas dasar materi,tanpa mempedulikan dan menghormati perasaan orang lain.
non sense jika mereka berkata tidak tahu,karena sesungguhnya manusia dikarunia dengan nurani yang bekerjanya jauh lebih peka dan jauh lebih rasional dibandingkan dengan cara berfikirnya otak yang cenderung lebih mengedepankan nafsu.
sesugguhnya nurani seorang manusia adalah sebuah sensor alami yang jikalau manusia itu berbuat yang tidak baik, melakukan sesuatu yang tidak disuka oleh Yang Maha Pencipta,bahkan melakukan sesuatu yang selayaknya tidak patut untuk dilakukan maka sensor ini akan secara alami memberikan warning berupa perasaan yang tidak nyaman pada dirinya,begtulah sesungguhnya cara Allah menjaga manusia dengan memberikan sensor alami yang sudah embedded dalam diri setiap manusia.
Maka,segeralah introspeksi diri ketika diri ini merasa biasa saat melakukan hal yang selayaknya tidak pantasa untuk dilakukan,atau mungkin cara kita yang juga perlu dibenah
i dalam menghadapi sesuatu.

Allah mengilhamkan...
sukma kefasikan dan ketakwaan...
beruntung bagi yang mensucikannya....
merugi bagi yang mengotorinya...


..::Introspeksi diri::....

Senin, 22 November 2010

speechless..... T_T

diantara depresi tapi ingin tetap tersenyum dan menyembunyikan kecemasan,mungkin itulah yang aku (dan mungkin teman2ku) alami saat-saat pengerjaan TA seperti ini...
Bener-bener dah,semakin menyadari bahwa menjadi mahasiswa tidak berarti bahwa dia selalu berusaha untuk ontime tapi lebih tepat untuk disebut in time (detik-detik akhir).Ntah dari mana awal datangnya berita kalau pendaftran sidang terakhir adalah 24 Desember untuk periode sidang Januari. Ohh tentu saja berita manis nan cantik itu bisa membangunkan semua mahasiswa yang sedang tidur pulas,atau membuat mahasiswa untuk segera menuliskannya sebagai status di FB dengan kosa kata masing-masing, atau bisa saja membuat mahasiswa untuk terhenti dari aktivitasnya dan sejenak merenungi nasibnya karena dari beberapa bulan yang lalu sudah tak tersentuh TA nya sama sekali atau bahkan sudah lupa judul TA nya apa,,:D

Senin, 15 November 2010

2,5 % adalah batas kikir


Begitulah ungkapan ustad  Subki pada acara Tabligh Akbar Penggalangan dana untuk bencana di Indonesia,yang diselenggarakan oleh Syiar Idul Adha Institut Teknologi Telkom, Minggu 14 November 2010 yang bertempat di depan gedung Learning Center.
Misal seorang yang berpenghasilan Rp  10.000.000,- per-bulan,berati untuk 1 tahun (12 * Rp 10.000.000,-= Rp 120.000.000,-)  dan hanya memotong 2,5 % untuk dibayarkan zakatnya  selama 1 tahun yaitu sebesar 3.000.000 berarti sebulan sebesar 250.000 dan sehari hanya sekitar Rp 8.333,-
Memang benar bahwa ada 2,5 % dari kekayaan kita yang hak fakir miskin,namun jika penghasilan kita misalkan Rp 10.000.000,- apa kita gak malu hanya berinfak sekitar delapan ribu setiap harinya.  Kalau kita mampu lebih dari itu kenapa tidak kita lakukan, dan bagi orang-orang yang mampu maka 2,5 % adalah benar-benar batas kekikkiran mereka. Berinfaklah, bersodaqohlah selagi masih banyak orang yang membutuhkan infak dan sodaqoh kita karena suatu saat akan datang masa diamana tidak ada satupun yan akan menerima infak dan sodaqoh kita.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Rektor IT Telkom, Bp AT. Hanuranto, Kepala Yayasan pendidikan Telkom bp. Heri K. Dan di pandu oleh Oki (pemeran Ana dalam film Ketika Cinta Bertasbih ) sebagai moderator, ditambahkan pula  bahwa kita harus mengubah pola pikir kita,memang benar disaat  kita mendapat rezeki yang berlebih   akan terasa berat untuk mengeluarkan sodakoh dan kita sering memikirkan apakah kita bakalan ikhlas mengeluarkan sejumlah uang itu hanya untuk bersedekah. Oleh karena itu kita harus balik pola pikir kita yang semula kita berfikir “apakah kita bakalan ikhlas mengeluarkan sejumlah uang kita untuk sodakoh” balik menjadi  “ mengeluarkan uang untuk sodakoh saja kenapa kita tidak ikhlas”
Bukan suatu hal yang sulit untuk menyalurkan sedekah kita,kalau kita beralasan tidak ada waktu untuk menyalurkan dana ,bukankah sekarang sudah jaman teknologi, sudah banyak pula lembaga-lembaga penyalur infak dan sodaqoh,kita tinggal mentransfer sejumlah uang kita ke rekening lembaga tersebut lewat TAM atau sms banking, mudah sekali bukan. Lalu apa yang memberatkan kita untuk lebih banyak bersedekah, sedangkan di luar sana masih jutaan orang hidup dalam kemiskinan , masih ribuan anak yang tidak bisa bersekolah. Apakah hati kita tidak pernah terketuk , apakah hati kita tidak bisa menangis melihat semakin banyak keterpurukan di negeri ini karena kemiskinan dan kebodohan. Lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk orang lain, tidak perlu menunggu kita kaya, tidak perlu menunggu kita pintar, tidak perlu menunggu esok, tidak pelu menunggu ajakan orang lain. Mulailah dari sesuatu yang kecil,mulailah dari kita sendiri dan mulailah dari sekarang.
Berapa-pun yang kita keluarkan untuk jalan Allah, Insya Allah akan memberikan keberkahan untuk kehidupan kita, baik di dunia ataupun di akherat kelak.