Buku ini baru ja aku beli kemaren siang, selesai q baca tadi malam sekitar jam 23 dan menyisakan epilog yang q rampungkan tadi pagi sehabis subuh. Dan di tengah malam yang sunyi,akupun larut dengan baca-an itu yang membuat hati ini semakin miris dan tak terhindarkan lagi butiran-butiran air matapun mengalir deras ke pipiku...
Selama ini tak banyak aku mengenal Habibie,selain mantan seorang menristek jebolan ITB dan melanjutkan study nya ke Jerman serta pernah menggebrak dunia dengan karyanya N 250 sang Gatutkaca yang terbang di bumi pertiwi sebagai hadiah proklamasi RI ke -50 (yang ini aku tahu dari majalah Bobo semasa aku masih duduk di bangku SD)
Ternyata dari diri sosok mungil nan jenius beserta sang istrinya Almarhummah Ibu Ainun itu banyak hikmah dan pelajaran yang bisa aku ambil, yang paling memberikan aku inspirasi adalah bahwa mereka berdua bekerja dengan penuh keikhlasan semua didasari atas niat ibadah kepada Allah, tak peduli orang di sekitar memandang mereka sebelah mata bahkan meremehkan beliau,namun tekad untuk selalu berbuat yang terbaik dan dilandaskan atas rasa ikhlaslah selalu terpatri kuat dalam jiwa keduanya.
Selalu siap dalam keadaan yang tidak memungkinkan, begitu aku membahasakannya. Berani ambil resiko dan berusaha untuk selalu dengan ikhlas menerima setiap amanah yang tidak hanya datang secara tiba2 tapi juga secara membabi buta.
"Ada dua sosok yang paling dominan atas keberhasilan seseorang yaitu peran seorang ibu dan istri" kalimat itu yang seriang beliau lontarkan dalam setiap event baik nasional ataupun internasional.
Sosok ainun bagi Habibie tak hanya seorang istri,namun juga ibu, teman ,adik, kakak, dokter yang selalu mendampingi dan mensupport Habibie. Tak ada yang berubah dari diri Ainun dari seorang istri ilmuwan yang hidup pas2an di Jerman, kemudian menjadi istri seorang direktur di BMM (indutrsi kapal terbang di Jerman), istri seorang menristek, wakil presiden, sampai puncaknya menjadi seorang istri Presiden, semua tak yang berubah dari sosok Ainun, beliau tetap menjadi sosok istri yang terus mensupport suaminya, tetap menemani ketika sang suami harus tidak tidur dengan lantunan bacaan Al-Quran nya, bahkan saat kondisi kesehatannya sudah mulai memburuk Ainun tetap berusaha menjadi seorang istri yang kuat berdiri di belakang suaminya "Tut Wuri Handayani"
Tak heran ketika sang istri meninggal pada Mei 2010, itulah hal terberat bagi seorang Habibie, dia harus ditinggalkan oleh sosok yang selama ini selalu berada di sampingnya, mensupport, menenangkannya dengan senyuman teduh dari wanita yang di cintainya,,
**Habibie dan Ainun, the real inspiration for the young generation,,,
1 komentar:
Each [url=http://papoziw.abgefahrene-website.de/novolog-flexpen-patient-assistance/]flexpen size[/url] hunger suggested [url=http://papoziw.abgefahrene-website.de/pantoprazole-$4.00/]pantoprazole 10[/url] peaceful unmistakably [url=http://papoziw.abgefahrene-website.de/bactroban-2-cream/]bactroban ointment used for[/url] throbbing laugh [url=http://papoziw.abgefahrene-website.de/novation-hospira-heparin/]hospira[/url] organized elegantly [url=http://papoziw.abgefahrene-website.de/what-is-malarone/]buy malarone[/url] farther plotted [url=http://papoziw.abgefahrene-website.de/berna-products/]berna dean he's mine[/url] gloat far [url=http://papoziw.abgefahrene-website.de/bacteriostatic/]bacteriostatic saline v s lidocaine[/url]
Posting Komentar